Selamat Datang di Veronica Counseling. Silakan Isi Komentar Anda.

Senin, 23 Mei 2011

BELAJAR DARI PENGALAMAN ORANG LAIN

Setiap orang di dunia ini diciptakan untuk menyelesaikan suatu masalah. Tidak semua orang bisa menyelesaikan masalah itu dengan baik. Ada yang menganggap masalah sebagai sesuatu yang membuat batu sandungan bagi hidupnya, tetapi ada juga orang yang menanggapi masalah dengan santai seolah-olah tidak mengahadapi suatu masalah.
Setiap orang menghadapi masalah yang berbeda-beda. Tentu saja Tuhan sudah memberikan suatu masalah sesuai dengan kekuatan yang ia miliki. Terkadang seseorang merasa tidak kuat dengan apa yang ia hadapi, tetapi jika dialami oleh orang lain maka belum tentu bisa dijalankan dengan baik.
Hendaknya kita sebagai manusia yang diberi anugerah akal dan budi, mampu untuk menyelesaikan masalah itu dengan sebaik mungkin. Yang terpenting dalam hal ini adalah memaknai setiap peristiwa yang terjadi. Dengan begitu, kita bisa menyerahkan semua masalah dan semua yang terjadi pada diri kita ke tangan Tuhan yang maha kuasa. Semua itu tergantung dari mana kita memandang suatu kejadian atau peristiwa yang kita alami. Gede Prama dalam bukunya kesedihan,kebahagiaan,keheningan (hal.21) mengatakan bahwa kesedihan bisa menjadi pisau yang melukai, atau pisau yang meringankan kerja di dapur kehidupan. Bila kesedihan dipandang sebagai racun yang mematikan, maka reaksi kita lebih dekat pada ketakutan akan kesedihan.
Dari kalimat di atas kita bisa belajar dan bisa mencontoh sehingga bisa kita terapkan dalam kehidupan kita sehari-hari. Bagaimana cara kita memaknai peristiwa yang terjadi dalam kehidupan ini. Dengan begitu, kita pun akan merasakan kebahagiaan dalam setiap langkah kehidupan.
Belajar dari pengalaman orang lain sangat penting kita terapkan dalam kehidupan kita. Kita bisa mencontoh kehidupan orang lain yang baik dan pengalaman yang kurang baik dari orang lain bisa kita maknai sebagai peristiwa yang membuat kita berkembang. Kita akan lebih bersyukur ketika melihat orang lain tidak begitu beruntung seperti apa yang kita alami.
Sewaktu saya menunggui teman saya fotocopy, saya melihat penjual batagor sedang melayani pembeli. Dari situ saya belajar untuk bersyukur karena Tuhan telah membuat saya lebih dari mereka. Dalam hati saya berkata, mengapa mereka begitu senang dan bisa menerima keadaan itu. Apabila saya yang harus mengalami hal itu, maka pasti saya tidak mau dan selalu memberontak pada Tuhan setiap hari. Tetapi mereka begitu ceria dan sepertinya mau menerima keadaan itu apa adanya. Sungguh berharganya mereka karena mau menerima apa adanya. Dari pengalaman itu saya belajar untuk bisa menerima apa adanya dan bersyukur atas rahmat yang Ia berikan kepadaku.
Ada juga pengalaman dari seorang sahabat yang mengatakan pengalaman yang begitu indah akan kasih sayang dari Tuhan. Begitu kuat imannya kepada Tuhan. Suatu hari, ia memohon kekuatan pada Tuhan karena ia akan mengadakan suatu event besar untuk menyambut kelahiran Tuhan Yesus. Kebetulan ia adalah seorang seniman, karena itu ia dipercaya oleh paroki untuk mengadakan suatu acara yang menarik. Mendekati hari H, ia belum bisa memunculkan ide tersebut. Berbagai cara sudah ia lakukan termasuk mendekatkan diri pada Tuhan agar diberi jalan. Karena belum mendapatkan ide yang terbaik, ia cerita kepada ibunya sampai meneteskan air mata. Akhirnya ibunya mengajak ia ke tempat peziarahan Bunda Maria. Mereka jalan kaki kurang lebih 5 km. Dengan perjuangannya itu, apa yang menjadi permohonannya ternyata dikabulkan.
Dari pengalaman itu bisa membawa kita menjadi lebih dekat dengan Tuhan. Mungkin kita sering mengeluh karena apa yang menjadi permohonan kita belum dikabulkan. Tetapi kita sekarang bisa menyadari, apakah kita sudah benar-benar yakin dan tulus akan permohonan kita? Apabila kita yakin dengan apa yang kita mohon, kita tulus dalam memohon, kita berjuang dengan sungguh-sungguh agar apa yang kita impikan dapat tercapai, maka Tuhan tidak akan membiarkan umatnya gelisah lagi. Walupun tidak secara langsung dikabulkan, tetapi kita pasti diberi jalan dan kekuatan. Mungkin sebelumnya kita tidak bisa berfikir positif, ternyata dengan doa kita bisa berfikir positif dan bisa memaknai peristiwa yang terjadi. Karena susungguhnya kita berdoa itu tidak untuk memohon agar apa yang kita inginkan bisa dikabulkan, akan tetapi kita berdoa itu mohon kekuatan dalam menjalani kehidupan ini. Ada seorang frater yang mengatakan kepada umatnya ketika umatnya sedang mempunyai masalah dalam hal doa. Kata-kata itu adalah “ Doa bukan untuk cari hasil, bukan untuk cari solusi. Tetapi doa itu untuk memohon kekuatan, itu yang pertama-tama. Tuhan pasti akan menumbuhkan yang lain ketika umatnya senantiasa setia”.
Kata-kata itu bisa menjadi pegangan bagi kita semua ketika kita dalam keadaan yang putus asa dan tidak setia. Kita manusia tidak bisa lepas dari Tuhan karena di dalam Tuhan ada kekuatan yang besar yang melebihi kekuatan manusia.
Lewat pengalaman orang lain, kita akan senantiasa bersyukur akan keadaan kita. Walaupun kita melihat orang lain bahagia, tetapi jika kita mau melihat secara mendetail dalam dirinya pasti ada kekecewaan, kesedihan, dan kita pun akan melihat diri kita betapa indahnya hidup kita.
Dengan bersyukur dan bisa menerima kenyataan hidup ini, maka kita bisa bahagia dan tersenyum dalam menjalani kehidupan ini. Tidak ada lagi kesedihan, tidak ada lagi iri, dengki, dan sebagainya. Kita bisa hidup dalam kedamaian hati bersama Allah Bapa.
Amin.