Selamat Datang di Veronica Counseling. Silakan Isi Komentar Anda.

Rabu, 16 Maret 2011

Di balik pancaran cahaya dari sebuah kehidupan yang baru

Manusia diciptakan di dunia ini oleh sang pencipta melalui sepasang suami istri. Sebelum menusia dilahirkan, manusia harus melalui proses perkembangan dalam kandungan sang ibu selma kurang lebih 9 bulan 10 hari. Pada masa itu, perjuangan seorang ibu sangatlah besar. Usaha untuk membuat bayi yang ada dalam kandungannya bisa sehat ketika dilahirkan pun selalu dilakukan. Kasih sayang, poerhatian, cinta, dan kedamaian selalu ditanamkan agar kelak bayi yang dilahirkan bisa menjadi anak yang baik sesuai dengan harapan orang tua dan masyarakat sekitar. Ketika bayi yang dikandung sudah dilahirkan, orang tua pasti mendapatkan pancaran kebahagiaan yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Sungguh masa depan dan harapan sudah dinanti oleh kedua orangtua itu. Orang tua pasti berusaha agar anaknya bisa tumbuh dan berkembang sesuai dengan yang diharapkan. Segala macam makanan, pendidikan, kebutuhan dari anak selalu diperhatikan dan orang tua selalu berusaha untuk memenuhinya.
Dalam hal ini, pancaran kebahagiaan pun ada dalam sebuah keluarga karena adanya/lahirnya seorang anak yang selama ini dinanti-nanti kedatangannya. Rasanya keluarga tidak lengkap tanpa hadirnya/lahirnya seorang anak. Kadang ada orang tua yang merasa dirinya tidak berharga karena tidak bisa membuat keturunan entah karena faktor kesehatan atau pun yang lainnya. Ketika seorang anak sudah dilahirkan, maka kebahagiaan pun tidak bisa diungkapkan karena sungguh bahagia dan anugrah yang terindah telah diberikan oleh yang kuasa.
Anak yang telah dilahirkan dalam keluarga membuat dan membawa orang tua pada tantangan untuk mendidik anak agar kelak bisa menjadi anak yang sukses dan bisa dibanggakan oleh masyarakat.itulah kira-kira harapan dari orang tua. Sekalipun orang tua berprofesi sebagai penjahat, namun dalam hati kecil pun ia berkata jangan sampai anak saya menjadi seperti saya. Orang tua selalu ingin membuat anaknya bahagia dan jangan sampai anaknya mengalamai penderiataan. Orang tua rela menahan laparnya asalkan anaknya bisa kenyang untuk hari ini.
Akan tetapi, apa balasan dari anak terhadap orang tuanya?? Kemarahan, caci maki, mengamuk, membenci apabila apa yang ia inginkan tidak segera dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Apakah hal tersebut patut untuk dibanggakan??
Banyak anak yang tidak mau menghargai kedua orang tuanya dan tidak mau bertanggungjawab atas apa yang telah dipercayakan oleh orang tua. Ketika anak sudah beranjak dewasa, anak pun belum tentu bisa mengerti apa yang diharapkan oleh orang tua. Yang ada hanyalah pikiran-pikiran begaimana kebutuhan saya bisa terpenuhi. Contoh yang sepele dan sering terjadi adalah pada diri pelajar : seorang pelajar sudah diberi kepercayaan tetapi apa balasan yang diberikan? Ia hanya foya-foya dengan kehidupan sedangkan untuk mebaca buku dan belajar pun malas dan bahkan jarang sekali dilakukan. Padahal harapan dari orang tua adalah kelak anaknya bisa menjadi anak yang pandai dan bisa mencapai cita-cita yang diharapkan. Apakah cita-cita itu bisa dicapai tanpa usaha yang maksimal?
Sungguh suatu kehidupan yang aneh dan mengherankan. Dengan keadaan seperti itu. Orang tua akhirnya pun pantang menyerah walaupun beda sekali dengan apa yang ia pikirkan ketika anak mereka masih ada dalm kandungan. Dan hal itu merupakan perubahan yang sangat cepat dan tidak terbayangkan dalam diri orang tua. Akan tetapi orang tua tetap sabar dalam menghadapi anak-anaknya itu. Mereka tidak putus asa dan selalu berjuang walaupun banyak perlawanan dan pertengkaran. Mereka bisa menyadari bahwa apa yang terjadi adalah hal yang biasa dan dalam keluarga tidak lengkap juga jika tidak ada pertengkaran karena setiap individu itu memang punya keunikan sendiri-sendiri dan sulit untuk disatukan.
Saling pengertian antar anak dan orang tua merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan untuk mencapai kebahagiaan dalam keluarga. Sebaiknya anak tidak egois dan selalu ingin menang sendiri dan begitu pula orang tua harus bisa mengerti apa yang diharapkan dan diinginkan oleh anak. Komunikasi yang tepat dan tidak salah paham antara anggota keluarga bisa ditanamkan, tidak saling menyalahkan tetapi selalu menggunakan “pesan aku” dalam setiap komunikasi akan lebih mendukung dari pada menggunakan “pesan kamu”. Pesan aku dalam sebuah pembicaraan akan membuat seseorang merasa dirinya berharga dan dihargai oleh orang lain. Contohnya katika anak pulang terlambat, jika menggunakan pesan kamu maka orang tua akan menyalahkan anak, memarah-marahi, bahkan menghukumnya. Tentu saja hal itu membuat anak menjadi tidak berharga. Lain halnya dengan pesan aku, maka orang tua akan mengatakan ”nak, ibu khawatir jika kamu pulang terlambat,lain kali jangan pulang terlambat lagi ya! Kata-kata itu akan membuat anak menjadi tersentuh dan ia akan merasa berharga sebagai pribadi. Jangan menunjuk kesalahan pada orang lain, akan tetapi tunjuklah kesalahan pada diri sendiri. Dengan begitu, tidak akan kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Hal itu akan menjadi lebih efektif dan lebih mendukung jika diterapkan dalam keluarga maupun lingkungan sekitar, yang membuat kita harus berelasi dengan orang lain.
Dengan begitu, diharapkan apa yang menjadi keinginan orang tua tentang anak mengenai pancaran kebahagiaan pun akan tercapai dengan sukses. Amin